222
PEMBAGIAN JENIS ORANG YANG TERTIMPA MUSIBAH
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al ’Utsaimin –semoga Allah  merahmatinya- :
Keadaan manusia yang tertimpa musibah terbagi dalam beberapa tingkatan:
Pertama:  Orang yang Bersyukur
Kedua: Orang yang Ridha
Ketiga : Orang yang Bersabar
Keempat : Orang yang Berputus Asa
Kedua: Orang yang Ridha
Ketiga : Orang yang Bersabar
Keempat : Orang yang Berputus Asa
Adapun orang yang  berputus asa, maka hanya akan melakukan suatu perbuatan yang dilarang.  Yakni, marah terhadap ketetapan Allah Rabb semesta alam, yang di  tangan-Nya kekuasaan di langit dan dibumi. Milik-Nya lah segala  kekuasaan, dan Ia berbuat sekehendak-Nya.
Dan adapun  orang yang bersabar, sungguh dia telah melakukan kewajibannya (yaitu  bersabar). Dan yang dimaksud bersabar adalah seseorang menanggung  musibah dengan sabar. Yakni dia memandang bahwasannya musibah itu pahit,  berat, sulit, dan benci musibah itu menimpanya. Akan tetapi dia  menanggungnya dan menahan dirinya dari perbuatan yang haram, dan yang  demikian ini adalah kewajiban.
Dan adapun Ridha. Yakni,  orang yang tidak tersibukkan atas musibah yang menimpanya. Dia memandang  bahwa musibah ini datangnya dari sisi Allah dan dia ridha, dengan  keridhaan yang sempurna. Dan tidaklah menjadikan di dalam hatinya rasa  kecewa dan menyesal atasnya.
Karena dia ridha, yakni  dengan keridhoan yang sempurna. Keadaannya yang demikian ini lebih  tinggi dari keadaan orang yang bersabar. Keridhaan yang seperti itu  adalah lebih utama (mustahab), akan tetapi bukanlah merupakan suatu  kewajiban.
Dan adapun orang yang bersyukur, dia bersyukur kepada Allah atas musibah ini.
Akan tetapi bagaimana caranya dia dapat bersyukur kepada Allah ?  Sedangkan hal tersebut  adalah suatu musibah?
Jawabannya: Dari dua sisi
pertama: Dengan melihat seseorang yang tertimpa musibah yang lebih besar.  Kemudian dia bersyukur kepada Allah karena dia tidak tertimpa musibah  yang semisalnya.
Dan dalam permasalahan ini, terdapat  hadits: “Janganlah kalian melihat orang yang di atas kalian (kenikmatan  duniawinya), dan lihatlah orang yang berada di bawah kalian. Karena yang  demikian itu, akan menjadikan kalian tidak meremehkan nikmat Allah atas  kalian”.
Kedua: Dia tahu bahwasannya  dengan adanya musibah ini akan diampuni dosa-dosanya. Akan di angkat  derajatnya jika dia bersabar. Dan segala sesuatu yang ada di akhirat itu  lebih baik dibandingkan dengan apapun yang ada di dunia. Maka diapun  bersyukur kepada Allah.
Dan juga, perlu dipahami bahwa,   manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian  orang-orang sholeh, kemudian orang terbaik setelahnya dan terbaik lagi  seterusnya.
Maka hendaknya seseorang berharap menjadi  bagian dari orang-orang yang sholeh karenanya. Dan bersyukur kepada  Allah subhanahu wata’ala atas nikmat ini.
-Syarah Al-mumti’/ al-Utsaimin-
Alih Bahasa : Syabab Forum Salafy Indonesia













0 comments:
Post a Comment